Saturday, September 19, 2009

DUA MACAM STRESS

REFLEKSI MINGGU KE-38
SENIN, 21 SEPTEMBER 2009



Stephen R. Covery membedakan dua macam stress yaitu distress dan eustress. Distress datang dari rasa benci terhadap pekerjaan dan berbagai tekanan hidup yang datang menghadang serta merasa diri sebagai korban. Distress dapat melumpuhkan hidup.

Di antara sekian pemicu distress adalah perasaan khawatir akan berbagai hal dalam hidup ini. Padahal, lebih banyak dari yang kita khawatirkan itu tidak terjadi. Sebuah penelitian yang pernah dilakaukan oleh Universitas Wisconsin menunjukkan bahwa :
- 40 persen yang biasanya dikuatirkan orang tidak terjadi;
- 30 persen yang dikuatirkan orang adalah hal-hal yang sudah terjadi dan tidak bisa diubah;
- 20 persen yang dikuatirkan orang adalah hal-hal yang sangat sepele.
- Hanya 8 persen yang dikuatirkan orang yang tergolong serius.

Pertanyaannya, mengapa manuasia memboroskan enerji 92 persen untuk yang tidak berguna? Ini adalah soal pilihan. Kita yang memilih dan menentukan sendiri apakah kita mau khawatir atau tidak.

Bagaimana orang-orang menangani distress? Dalam era konsumerisme yang melanda dunia saat ini, banyak orang yang mengambil langkah keliru meneduhkan distress dengan ‘makan berlebihan’ dan ‘berbelanja pakaian’. Mereka mungkin merasa lega untuk sementara. Tetapi, langkah ini tidak menyehatkan bagi diri sendiri dan dunia sekitar. Ini akan menguras enerji, menguras dompet dan menguras sumber daya alam. Jadi, ada hubungan langsung penanganan stress seperti ini dengan kerusakan alam. Semakin stress, semakin banyak mengkonsumsi makananan dan barang-barang, semakin hancur pula lingkungan hidup.

Jenis stress yang kedua adalah apa yang disebut dengan eustress, yang datang dari ketegangan posotif antara ‘di mana kita sekarang’ dan ‘ke mana kita hendak pergi’. Beberapa pekerjaan dan kenyataan hidup yang benar-benar membuat kita bersemangat dan dapat mewujudkan bakat, talenta dan kemampuan kita untuk kebaikan”. Stress yang seperti ini jangan kita padamkan. Sebab, menurut Dr Selye, bahwa eustress menguatkan system imun tubuh kita, menguatkan dan mengembangkan kemampuan positif kita. Tetapi, esutress ini harus diseimbangkan dengan istirahat dan rileks yang cukup. Kita membutuhkan ‘management stress’ atau ‘management eustress’. Sebagai orang Kristen kita hendaknya secaraa teratur melakukan doa, kontemplasi (membaca dan merenungkaan firman Tuhan) dan meditasi (duduk, diam dan merasakan kehadiran Allah, tanpaa kata dan tanpa permohonan).

Jangan membakar lilin dari kedua ujungnya. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget