Sunday, December 7, 2008

LIDAH IBADAH dan LIDAH LIMBAH

Hidup kita sedikit banyak tergambar dari kata-kata yang kita ucapkan dan kata-kata yang diucapkan kepada kita. Kata-kata bijak berikut dapat menolong kita untuk sungguh-sungguh memperhatikan penggunaan lidah dalam berkomunikasi:[1]

(1) Jangan katakan semua yang Anda pikirkan. Sebab, mengatakan semuanya mungkin tidak menolong, menyembuhkan dan mendidik.
(2) Ujian yang harus dilalui sebelum mengucapkan kata-kata adalah: apakah itu benar, apakah itu ungkapan kasih, apakah itu penting dan berguna?
(3) Mengubah satu hal menjadi lebih baik lebih bermanfaat dari pada membuktikan seribu kesalahan.
(4) Meniup lilin orang lain tidak membuat lilin Anda bersinar lebih terang. Tetapi jika Anda menggunakan lilin Anda menyalakan lilin orang lain, Anda akan memiliki lebih banyak terang.
(5) Tingkat perbandingan antara doa dan kritik seharusnya 100:1.
(6) Mengatakan kejelekan orang lain merupakan suatu cara yang tidak jujur memuji diri sendiri.
(7) Seseorang yang memiliki ‘lidah tajam’ (yang kerap menyakiti) biasanya akan kesepian, sebab orang-orang biasanya mengindarinya.

Kita menemukan lumayan banyak kata ‘lidah’ di dalam Alkitab. Kata ini terutama berhubungan dengan fungsinya untuk berbicara. Berikut ini ada tiga hal yang dapat kita perhatikan dalam hubungannya dengan peranan lidah.

Pertama, lidah sering dihubungkan dengan hati manusia. Baik buruknya kata-kata yang terucap berkaitan langsung dengan hati. Misalnya dalam Mzm. 45:2 dikatakan “hatiku meluap dengan kata-kata indah.” Keindahan meluap dari hati dalam kata-kata. Berbeda dengan apa yang disebut dalam Amsal 17:20 "orang yang serong hatinya.....memutar-mutar lidahnya akan jatuh”. Hati yang serong membuat lidah serong juga --yang pada gilirannya akan mengakibatkan kejatuhan.

Kedua, lidah berperan dalam mewujudkan kebaikan, seperti untuk menyebut-nyebut keadilan Tuhan (Mzm 35:28); Tuhan memberikan ‘lidah’ seorang murid (Yes 50:4); lidah juga berperan untuk mengaku bahwa "Yesus Kristus adalah Tuhan” (Fil 2:11).

Ketiga, Alkitab juga menegaskan begitu pentingnya menjaga lidah atau kata-kata:
- Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu (Mzm 34:14).
- Lidah harus dikekang (Yak 1:26)
- Jangan bercabang lidah (1 Tim 3:8).

Berkaitan dengan 'ukuran' pikiran dengan penggunaan lidah atau kata-kata, Charles Allen pernah mengatakan begini:
Orang-orang yang berpikiran luas membicarakan ide-ide yang bagus dan ideal-ideal dalam kehidupan.
Orang-orang yang berpikiran sedang membicarakan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa.
Orang-orang yang berpikiran sempit membicarakan (kekurangan) orang lain.

Apakah kita lebih banyak membicarakan ide-ide yang bagus, atau peristiwa-peristiwa, atau kelemahan orang lain? Biarlah kata-kata kita menyembuhkan, meneguhkan dan menjadi berkat kepada orang lain dan diri kita sendiri serta kemuliaan bagi Tuhan. Inilah bukti bahwa kita memiliki ‘lidah ibadah’ bukan ‘lidah limbah’ (yang mengumpat, mengejek, menyakiti, mengutuk).

[1] Uraian lebih rinci baca “Tongues” dalam Rowland Croucher (ed.), Gentle Darkness, (Sutherland, Australia, 1994), 226-238

1 comment:

  1. Inti dari tulisan ini adalah agar kita menjaga lidah karena lidah lebih berbahaya dari senjata apapun. Berkat dan kutuk keluar dari Lidah yang sama.

    ReplyDelete

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget