Wednesday, July 21, 2010

ANAK: TITIPAN SANG PENCIPTA

Refleksi Senin Ke-29
19 Juli 2010

Ketika berusia lima tahun, anak saya, William, ingin menjadi sapi. Dia pun bertanya, “Apakah bapak tetap menyayangiku kalau aku menjadi sapi?” Tanpa berpikir panjang saya menjawab, “Tidak!” “Tapi aku ‘kan’ tetap anak bapak? Bapak tidak adil!”, protesnya sambil menangis.

Sampai hari ini, pertanyaan itu terus mengunjungi benak saya. Memang, menjadi manusia atau menjadi sapi bukan sebuah pilihan melainkan ketetapan Sang Pencipta. Akan tetapi, keinginan dan pertanyaan itu berkembang. Pertama, bagaimana jika William bermental sapi? Ia hanya merumput dan tidur.Tidak belajar, tidak mengikuti perkembangan iptek, tidak menggunakan internet, tidak masuk dalam persekutuan sosial dan agama. Apakah saya tetap menyayanginya? Kini pertanyaan William mendorong saya di satu segi berusaha sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya agar kelak dia terhindar dari pola hidup sapi. Di segi lain, saya perlu terus menerus melatih diri untuk menerima dan mengasihinya sebagai anak meskipun terkadang hidupnya tidak sepenuhnya berpadanan dengan keinginan saya.

Kedua, keinginan William menjadi ‘sapi’, mengingatkan saya menghindari diri dari keinginan menjadikannya menjadi ‘sapi’: sekadar untuk menghasilkan susu dan daging. Mengharapkannya untuk memenuhi kepentingan dan selera saya. Kata-kata penulis James Dobson berikut amat mencerahkan nurani, “while the baby is on the way, we profess only to want a child who is normal. But from birth on, we want a super-kid! We want for him either the life we didn’t have or a replay of the life we did have. Somehow, their grades, their friends, their style are never good enough. We focus on what they need to improve, seldom on what they have achieved.”

Saya masih terus dalam proses belajar bagaimana mendampingi dan mendidik William. Hanya saja, tugas saya semakin jelas: membuatnya bahagia tanpa memanjakan dan memaksa. Dengan begitu saya dapat memiliki rasa takjub dan syukur kepada Sang Pencipta yang menitipkannya. Dan saya bahagia William menjadi dirinya sendiri seturut rancangan Sang Khalik.

Sumber: Indoconnex Edisi Juli 2010
Penulis: Victor Tinambunan

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget