Tuesday, December 22, 2009

LAPORAN PEAYANAN TAHUNAN GEREJA YANG BAGAIMANA?

Beberapa gereja mentradisikan penyampaian Laporan Pelayanan Tahunan atau Berita Pelayanan Tahunan pada akhir tahun. Masing-masing gembala jemaat kelihatannya punya kekhasan masing-masing dalam hal isi dan durasi. Tetapi, umumnya lebih merupakan ‘daftar kegiatan’ yang disertai dengan tanggal pelaksanaannya. Dengan kata lain, penyusun Laporan atau Berita Pelayanan Tahunan terutama merujuk pada agenda pelayan atau warta jemaat. Di antara rumusan kata-kata laporan biasanya berbunyi, “Pelaksanaan kegitanan ini…. berlangsung dengan baik pada tanggal…..”. Terkadang distempel dengan kalimat “Syukur kepada Tuhan”.

Waktu dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh gereja sebenarnya sah-sah saja masuk dalam laporan pelayanan. Namun, keduanya merupakan pendukung terhadap berita pelayanan, bukan yang inti. Apalagi, kita terkadang mendapat kesan bahwa laporan pelayanan lebih merupakan (1) Upaya memebuktikan bahwa pelayan atau gembala jemaat ‘bekerja’. (2) Menunjukkan bahwa pelayan/ gembala jemaat mampu membuat sebuah naskah laporan yang lengkap dan sistematis. (3) Membuktikan bahwa jemaat ‘sukses’ secara organisasi. Atau membela diri: kalau ada orang yang mengatakan jemaat ini gagal mengemban misinya sebagai gereja, itu diragukan kebenarannya.

Agar Berita Pelayanan terhindar dari pengagungan, prmosi dan pembelaan diri secara pribadi maupun secara persekutuan jemaat, tetapi sungguh-sungguh membangun jemaat dalam artian mensyukuri apa yang Tuhan lakukan dan membaharui diri dalam hal-hal yang belum berpadanan dengan kehendakNya dalam pelayanan, berikut ini sedikitnya ada empat hal yang kiranya menjadi acuan dalam penyusunan dan penyampaian Berita Pelayanan Tahunan jemaat.

1. Penyusun Berita Pelayanan perlu mempersiapkannya dalam suasana ibadah. Ia tidak saja mencari file-file (catatan pribadi, warta jemaat, notulen rapat dan sebagainya –meskipun semua itu dibutuhkan), tetapi pertama dan terutama “mencari kehendak Tuhan”. Melihat peristiwa satu tahun yang berlalu dengan penglihatan Tuhan sendiri. Dalam hal ini, sedapat-dapatnya, pelayan/ gembala jemaat melakukan retreat pribadi. Menghadirkan diri di hadapan Tuhan. Dengan demikian, ia akan terhindar dari godaan seperti disebutkan di atas: membuktikan diri. Sebab, seorang pelayan yang setia tidak perlu membuktikan diri, tidak perlu menyembunyikan sesuatu. Maxwell benar sekali ketika ia berkata, “The more leader mature, the more humble they are”.

2. Berpaling pada sumber penting untuk mengevaluasi kehidupan bergereja, yaitu firman Tuhan. Di tengah semua aktivitas pelayan dan kehidupan bergereja adakah terdapat buah-buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri? (Galatia 5:22-23). Sesibuk apa pun gereja, sebanyak apa pun yang dia hasilkan secara material, dan sesukses apa pun dia menurut ukuran dunia, tanpa adanya buah-buah Roh, semuanya tidak punya arti apa-apa. Jadi, dalam berita pelayanan perlu dirumuskan dengan jelas bagaimana buah-buah Roh ini nampak dalam kehidupan berjemaat. Dengan demikian, jemaat mengetahui karena apa dia bersykur dan dalam hal apa dia membutuhkan pertobatan, dan pembaharuan komitmen.

3. Bagaimana keputusan diambil? Setiap jemaat memiliki kebijakan masing-masing bagaimana pengambilan keputusan dilakukan dalam kehidupan berjemaat. Tidak rahasia, bahwa di hampir semua jemaat ada saja perbedaan pendapat bahkan pertentangan dalam sidang-sidangnya. Karena pengambilan keputusan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan gereja, maka ‘proses’ dan ‘isi’ keputusan seharusnya dirumuskan sedemikian rupa dalam laporan atau berita pelayanan. Dalam pengambilan suatu keputusan para Rasul pernah mengatakan, “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami…..” (Kis. 15:28). Keputusan Roh Kudus dan keputusan kami…… Oh, indahnya kehidupan gereja yang seperti itu.

4. Bagaimana penatalayanan keuangan? Keadaan keuangan gereja sedikit banyak dapat menjelaskan keberadaan gereja tersebut. Jadi, laporan keadaan keuangan dalam Berita Pelayanan sebaiknya bukan hanya jumlah pemasukan dan pengeluaran yang akhirnya menunjukkan saldo atau defisit, tetapi bagaimana dan dengan dasar pertimbangan teologis apa penggunaan keuangan gereja. Gereja seharusnya menggunakan uangnya ‘bersama’ dan ‘di dalam’ Allah, sang Pemilik Gereja dan yang ada di dalamnya.


Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya (Lukas 2:14).

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget