Sunday, March 13, 2011

ALLAH TAHU DAN PEDULI

RENUNGAN MINGGU KE-11
13-19 Maret 2011
(Baca terlebih dahulu Mazmur 139:1-10)

Jika kita memahami dan menerima firman Tuhan ini dengan benar, ia akan membuat kita merasa damai, penuh sukacita dan pengucapan syukur. Tetapi, jika kita memahaminya secara keliru, maka kita akan merasa takut, malu, dan kehilangan kebahagiaan. Yang kita maksudkan dengan pemahaman yang salah ialah jika kita membayangkan Tuhan itu bagaikan seorang polisi yang mencari penjahat dan menemukannya. Artinya, kita membayangkan bahwa Tuhan hanya mengikuti kita untuk melihat segala kelemahan dan dosa-dosa kita saja. Bukankah itu akan membuat kita takut, malu dan kehilangan kebahagiaan?

Mzm 139 ini merupakan sebuah pengakuan iman akan kuasa dan kasih Allah. Allah hadir di semua tempat dan segala waktu, bukan hanya memperhatikan pelanggaran kita melainkan terutama mengasihi dengan memelihara, menuntun dan menguatkan kita dalam menjalani kehidupan ini Ssebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Bukan berarti bahwa Tuhan mengizinkan kita berdosa, tetapi Ia senantiasa memberi pengampunan dan menyambut kita kembali kepada jalan kehendak-Nya. Pengakuan seperti inilah yang memungkinkan kita seperti yang disebutkan tadi: untuk tetap merasa damai, penuh sukacita dan ucapan syukur.

Dalam ayat 1 dikatakan, “Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui kalau aku duduk atau berdiri.....”. Kita percaya bahwa Tuhan mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Itu juga berarti bahwa Allah lebih mengetahui yang terbaik bagi kita anak-anakNya ketimbang kita mengetahuinya. Karenanya, kita tidak mungkin putus asa dalam hidup ini, meskipun terkadang kita tidak mendapatkan seperti yang kita pikirkan atau harapkan setelah berdoa dan berjuang mendapatkannya.

Firman Tuhan ini juga menyatakan kepada kita bahwa Tuhan dapat menjangkau kita dalam situasi apa pun. Ketika orang tidak mengerti keadaan kita atau bahkan seolah tidak peduli kepada kita, tetapi Tuhan mengerti dan peduli kepada kita. Ketika orang-orang menjauh dari kita, Tuhan tetap dekat. Hal ini hendaknya menjadi pendorong bagi kita untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan menjangkau orang-orang yang merasa jauh dari Tuhan. Kiranya melalui sapaan kita dan kehadiran kita di tengah orang lain, mereka boleh merasakan kehadiran dan kasih Tuhan itu sendiri. Orang lain dapat mengaku seperti pengakuan Pemazmur ini juga melalui pertolongan kita dalam berbagai cara yang mungkin kita lakukan.

Hari ini, kita tidak saja mengetahui bahwa Tuhan menyertai kita, tetapi lebih dari itu kita percaya bahwa Ia sungguh-sungguh dekat kepada kita. Yesus sendiri memberi jaminan kepada para murid-Nya dan kepada kita semua, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:20).

Terkadang, kita sulit merasakan penyertaan Tuhan. Jika kita mengalami hal seperti ini, kita perlu dengan pikiran jernih dan hati damai memeriksa hidup kita. Masalahnya pasti bukan karena Allah meninggalkan kita. Justru kita yang terkadang tidak sepenuhnya “percaya” akan penyertaanNya. Jika kita melihat langit mendung, kita harus memastikan bahwa kita tidak memakai kaca mata hitam. Jadi, kalau pun kita tidak ‘merasakan’ dekatnya Tuhan, kita tetap ‘percaya’ bahwa Ia dekat dan mengasihi kita.



No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget