Monday, September 20, 2010

MENGUBAH DIRIKU

REFLEKSI SENIN KE-38
20 September 2010

Sufi Bayazid bercerita tentang dirinya seperti berikut ini:

Waktu masih muda, aku ini revolusioner dan selalu berdoa:
“Tuhan berilah aku kekuatan untuk mengubah dunia”

Ketika aku sudah setengah baya dan sadar bahwa setengah hidupku sudah lewat tanpa mengubah satu orang pun, aku mengubah doaku menjadi: “Tuhan berilah aku rahmat untuk mengubah semua orang yang berhubungan denganku: keluarga dan kawan-kawanku, dan aku akan merasa puas”.


Sekarang ketika aku sudah menjadi tua dan saat ajal sudah dekat, aku mulai melihat betapa bodohnya aku. Doaku satu-satunya sekarang adalah: “Tuhan berilah aku rahmat untuk mengubah diriku sendiri”.
Seandainya sejak semula aku berdoa demikian, maka aku tidak begitu menyia-nyiakan hidupku.

(Anthoni de Mello)

Dari pengalaman empiris kita dapat belajar bahwa Sufi Bayazid tidak sendirian. Ada begitu banyak orang saat ini yang berusaha memperbaiki keadaan penjara, padahal mereka sendiri juga perlu keluar dari aneka bentuk penjara. Tidak sedikit orang yang dengan suara lantang menyerukan penegakan keadilan, tetapi –sedihnya—justru pada saat yang sama menindas orang lain. Seruan ekstra kencang juga sering terdengar untuk pembaharuan dalam lingkungan agama, padahal yang paling mendesak dilakukan adalah pertobatan mereka secara pribadi, yang pada akhirnya dapat terjadi pertobatan institusional.

Berubahlah oleh pembaharuan budimu” (Roma 12:2)





1 comment:

  1. Setuju amang. Self image kita harus benar dan ini ada kalanya sulit terpatri pada diri sendiri. Poor self-image dan poor attitude biasanya jalan beriringan, demikian sebaliknya..
    Lama saya memahami statement dari salah satu buku John Maxwell yg relevant dgn ini "I can not always choose what happens to me, but I can always choose what happens in me"

    salam

    ReplyDelete

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget