Sunday, February 8, 2009

RENUNGAN SENIN - MINGGU VII 2009: 09/02

MEMECAH KERAGUAN AKAN TUHAN


‘Keraguan’ amat mengganggu dalam kehidupan. Keraguan membuat kita melangkah dengan setengah hati atau dengan tujuan yang tak jelas. Keraguan membuat kita mempertanyakan apa yang sudah kita lakukan. Bahkan, keraguan dapat membuat kita putus asa. Saat ini, saya ingin mengajak kita secara khusus memberi perhatian pada pengalaman Yohanes Pembaptis dan kaitannya dengan kehidupan keseharian kita.
.
Dari dalam penjara, Yohanes menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Ada keraguan dalam diri Yohanes. Tetapi ia tidak mau tinggal dalam keraguan. Ia menginginkan kepastian dari Yesus. Check and recheck ada benarnya!
Ada apa dibalik munculnya ‘keraguan’ kita kepada Tuhan? Berdasarkan pengalaman Yohanes Pembaptis –dan mungkin saja terjadi bagi kita—sedikitnya ada tiga penyebab munculnya keraguan.
.
Pertama, keraguan muncul dari harapan yang tidak terpenuhi. Yohanes mengharapkan Yesus melakukan beberapa hal tetapi Yesus tidak melakukannya. Misalnya, Yohanes wajar saja mengharapkan Yesus menghukum mereka-mereka yang melakukan kejahatan. Yohanes sudah memberitakan sebelumnya apa yang akan Yesus lakukan: “Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Mat 3:12). Padahal jelas-jelas Yohanes mendapat perlakuan tidak adil dari Herodes yang memenjarakannya (bahkan akhirnya kepalanya dipenggal atas permintaan Herodias). Herodes tetap berkuasa dan bertindak leluasa. Keraguan Yohanes pun muncul. Apakah ada harapan kita yang tidak terpenuhi yang membuat kita ragu akan kuasa Tuhan Yesus? Mohon luangkan waktu sejenak memikirkan hal ini dengan jernih......
.
Mungkin itu berkaitan dengan keadaan masyarakat, keadaan gereja, keadaan keluarga dan sebagainya. Kita mengharapkan Tuhan melakukan ini, tetapi yang terjadi adalah itu. Semuanya membuat kita ragu, apakah Tuhan benar-benar di sini, apakah Dia benar-benar berkuasa? Mohon teruskan perenungan Anda.
.
Kedua, keraguan muncul dari situasi-situasi sulit. Ketika kita berada dalam situasi sulit, emosi atau perasaan menguasai pikiran kita. Apa yang kita percayai diredupkan oleh perasaan kita. Yohanes, yang adalah hamba Tuhan, tidak bersalah apa-apa tetapi ia meringkuk di penjara. Itu adalah situasi sulit yang bisa menimbulkan keraguan. Ketika kita menghadapi keadaan sulit dan emosi kita tidak stabil, kita perlu membiasakan diri untuk tidak menghakimi diri kita, orang lain, bahkan Tuhan sendiri. Keadaan kurang tidur, stress, keadaan kurang sehat badan, bahkan keadaan menjelang atau masa haid (bagi perempuan) dapat mempengaruhi keadaan emosi kita yang sekaligus dapat menimbulkan keraguan terhadap apa yang kita sudah percayai dalam hubungan kita dengan Tuhan.
.
Ketiga, keraguan muncul dari kesombongan manusia. Yang satu ini tidak ada hubungannya dengan Yohanes Pembaptis. Tetapi kesombongan manusia selalu mengganggu hubungan manusia dengan Tuhan. Hal ini nampak dalam bentuk ‘rasa kasihan terhadap diri sendiri’ (self-pity) dengan mengatakan, “Bagaimana mungkin Tuhan tidak peduli pada keadaan saya yang menderita seperti ini.” Ia bisa munacul melalui ‘pengagungan diri sendiri’ (self-glory): “Apa yang akan terjadi pada nama baik saya, apa kata orang nanti tentang saya dengan kenyataan ini?” Keraguan yang muncul dari kesombongan biasanya nampak dari perasaan dan kata-kata seperti: “Saya tidak mendapatkan apa yang saya inginkan”. “Saya mendapat apa yang tidak pantas saya terima”. “Bagaimana mungkin saya mengalami penderitaan ini padahal saya sebenarnya lebih baik dari kebanyakan orang?” Yesus menghendaki Yohanes Pembaptis dan kita untuk tidak ragu akan kedaulatanNya, meskipun semuanya tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
.
Ketika keraguan muncul, marilah kita bertanya kepada Tuhan, tidak mempertanyakan Tuhan dan terlarut dalam keadaan emosi kita, tidak dikuasai oleh situasi sulit dan kesombongan kita. Hidup kita pun akan tetap damai dan penuh sukacita, sebab Tuhan berkuasa.

No comments:

Post a Comment

Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.


ShoutMix chat widget