Friday, November 16, 2007

DAFTAR ISI

Untuk mempermudah Anda menemukan topik yang Anda minati, berikut ini adalah topik-topik yang ada dalam blog ini berdasarkan kategorinya:

RENUNGAN MENJALANI 2009

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/AA-MENJALANI%20TAHUN%202009

Sekali lagi tentang "Memadamkan Amarah"
Yang Istimiwe dari Orang Percaya
Memecah keraguan akan Tuhan
Usia 40-an: usia krisis?
Melepas kelekatan
Hubungan kehidupan bergereja dan kehidupan sehari-hari
Memenangkan ujian hidup
Berbahagia di tahun Tuhan- Sebuah Renungan Menjalani 2009


CERITA CERMINAN HIDUP
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/CERITA%20CERMINAN%20HIDUP

Kucing atau Ibu Mertua?
Berkat, Mujizat dan Rahmat
Ketika perubahan terjadi
Singkong dan Keju Pendeta
Posisi Berdoa Tapi Otak Ternoda
Tidur dan Ibadah

EKOLOGI
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/EKOLOGI


Minyak habis 34 tahun lagi?

Air
Bersahabat dengan pohon
Tugas Panggilan Menghargai Ciptaan Tuhan
Eco-spirituality dalam konteks Asia
Kepemilikan Allah atas bumi & tanggung jawab manusia

HKBP

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/Huria%20Kristen%20Batak%20Protestan%20%28HKBP%29

Persembahan: Perpuluhan atau Perseratusan?
HKBP: Berpusat di Sorga, Berkantor di Pearaja
The New Leadership of the HKBP
Pimpinan HKBP 2008-2012
Ephorus HKBP 2008-2012
Menanti Pimpinan HKBP 2008-2012
Pemimpin
Sapaan Tuhan Melalui Sahabat
Tata Ibadah HKBP
Tinjauan Kritis Tata Gereja HKBP
Pembaharan: mulai dari batin hingga ke masyarakat
Mewujudkan HKBP Yang Terbuka dan Dialogis

KECERDASAN EMOSIONAL

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/KECERDASAN%20EMOSIONAL

Perasaan
Sukses dan Rasa Malu
Evaluasi Kehidupan
Surat Yang Menyembuhkan
Hati-hati dengan Hati
Mengatakan Keburuan orang lain, boleh?
Masalah Memberi Kesan
Menjadi Berkat, Bukan menjadi hebat
Test Tingkat Kesadaran
Tambah Usia Tanpa Gelisah
Hubungan Emosi dengan Kesehatan

KELUARGA
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/Keluarga


1. Pengampunan yang menyembuhkan
2. Orangtua dan Anak: Kuasa atau Kasih?
3. Masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

4. Membuat bahagia tanpa Memanjakan

KEPEDULIAN SOSIAL

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/KEPEDULIAN%20SOSIAL

Dari 'Melayat Politik' Hingga 'Kebaktian Politik'
Pemilu Indonesia di Singapura
Dukungan untuk Para Buruh di Batam
Mengenali dan Mengatasi Kekerasan
Kesederhanaan dan Solidaritas
Menghadapi Kekuasaan Yang Lalim
Coram Deo – Di hadapan Allah
Memoria
Pembaruan budi dalam rangka pembaharuan gereja dan masyarakat

KOMUNIKASI

Kehadiran
Tiga Tipe 'Problem Solver'
Reaksi
Masalah Triangulation dalam Komunikasi
Seni Mendengarkan

KOTBAH DAN PENGKOTBAH:
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/KHOTBAH%20DAN%20PENGKHOTBAH

Pengkotbah dan kotbah yang bagaimana
Kotbah Yang Hidup
Pengkotbah

KUNCI KEBAHAGIAAN:
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/KUNCI%20KEBAHAGIAAN

Perasaan

Memecah Keraguan
Apa yang kamu cari?
Keputusan Tanpa Keputusasaan (1)
Keputusan Tanpa Keputusasaan (2)

MEDITASI KRISTEN
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/MEDITASI%20KRISTEN

Meditasi Kristen
Cuti 10 Menit

MOTIVASI JERNIH

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/MOTIVASI%20JERNIH

1. Bertanya
2. Kasih: jarak pendek dan jarak jauh
3. Motivasi

OBAT STRESS

http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/OBAT%20STRESS

Ketabahan Dalam Segala Keadaan
Khasiat Senyum dan Tawa
Cuti 10 Menit

PA (PEMAHAMAN ALKITAB)
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/PA

Memberi 'karena' bukan 'supaya'
Menanti Dengan Hati Damai
Lidah Ibadah dan Lidah Limbah
Fokus Pada Pemberi, bukan Pemberian
Hilang di rumah sendiri
Teguh Menghadapi Musuh

PELAYAN GEREJA
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/PELAYAN%20GEREJA

Transformational Leadership
Menebas Akar Perselisihan dalam Jemaat
Finishing Well
Seminar Haggai Institute
Jabatan Gerejawi
Karakter Pelayan

PERILAKU MANUSIA
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/PERILAKU%20MANUSIA

Affluenza
Angka
Memutus Mata Rantai Sakit hati Menahun
Lidah Ibadah dan Lidah Limbah
Tobat = Obat
Ketika Anda disalahmengerti
Rokok
Memberi Kesan
Menjadi Berkat Bukan Menjadi Hebat
Memilih: Sulit atau kita persulit?

SPIRITUALITAS:
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/SPIRITUALITAS

Memaknai Kehidupan
Evaluasi Kehidupan
Yang Pokok dan Yang Sampingan
Menyikapi Krisis Ekonomi
Hati-hati dengan hati
Memecah Keraguan
Yang Terutama
Burung
Khasiat Pengampunan
Prayer Therapy
Latihan Doa Kontemplatif
Mensyukuri Hari Pemberian Tuhan
Memaknai Perjumpaan Dengan Tuhan
Spiritual Check Up
Menguji Roh-Roh Zaman

TEOLOGI JEMAAT
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/TEOLOGI%20JEMAAT

Persembahan: Perpuluhan atau Perseratusan?
Mengapa Anda ke Gereja?:
Natal: Kembali ke Makna Awal
Menebas Akar Perselisihan dalam Jemaat
Allah dan Indonesia
Hepeng

TINAMBUNAN-MARGA
http://victor-tinambunan.blogspot.com/search/label/TINAMBUNAN-MARGA
































Tuesday, November 13, 2007

KASIH: Jarak Pendek & Jarak Jauh

“Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”
(Ibrani 10:24)


Berbicara tentang hubungan kehidupan bergereja dengan kehidupan sehari-hari, sedikitnya ada lima kelompok orang:

(1) Orang yang tidak perduli terhadap kehidupan bergereja (tidak hadir dalam ibadah Minggu dan PA, tidak mau membaca Alkitab dan berdoa) dan hidupnya sehari-hari pun penuh dengan kebiasaan buruk bahkan tidak bermoral.


(2) Orang yang rajin ke gereja, tidak pernah absen di perkumpulan PA, berdoa setiap kali mau makan, tetapi seolah-olah tidak ada pengaruhnya yang nyata terhadap kehidupan sehari-hari. Karakter buruk tetap melekat, seperti suka marah bahkan berang, memendam dendam, melakukan korupsi, pergi kepada dukun dan lain-lain.


(3) Tidak rajin ke gereja dan tidak banyak tahu tentang isi Alkitab, tetapi dalam hidup sehari-hari ia hidup baik, jujur, ramah, bekerja dengan sungguh-sungguh, suka menolong sesama manusia.


(4) Sesekali pergi ke gereja dan hidup biasa-biasa saja, tidak terlalu jahat dan tidak baik sekali. Sungkan menghujat Allah tetapi kehidupannya tidak sepenuhnya berpadanan dengan kehendak Tuhan. Tidak mau mengganggu orang lain, tetapi juga tidak bersedia menolong sesama.


(5) Rajin dan terlibat aktif dalam seluruh kehidupan bergereja, baik dalam ibadah pribadi maupun bersama-sama dan itu juga terpancar dalam hidupnya sehari-hari dalam berbagai perbuatan baik.

Kita boleh melihat di kelompok mana kita dan keluarga kita masing-masing berada. Yang ideal memang adalah nomor 5 ini.

Ibrani 10:24 berbicara tentang hubungan iman dan ibadah dengan kehidupan keseharian. Ayat ini mesti dilihat sebagai satu kesatuan mulai dari ayat 19 yang menegaskan bahwa Yesus Kristus telah membuka jalan bagi kita untuk masuk ke dalam tempat kudusNya, menjadi anggota keluarga Allah.

Bertolak dari karya Kristus yang begitu besar dan menentukan, menyusul tiga ajakan ‘marilah’ kepada umat percaya, yakni:

(1) Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus iklas dan keyakinan iman yang teguh. Oleh karena hati kita telah dibersihkan…. (ay 22)
(2) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab, Ia yang menjanjikannya, setia (ay 23)
(3) Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (ay 24).

Oleh karena itu, pusat perhatian kita yang pertama dan terutama adalah ‘pekerjaan Kristus di antara kita’. Ketiga ajakan seperti disebut di atas merupakan buah dari sambutan umat percaya kepada karya Kristus itu sendiri.

Dalam hal ini kita diajak kepada hal-hal yang konkret dan praktis tentang sikap dan gerak hidup sebagai orang percaya. Dengan kata lain, firman Tuhan ini mau menegaskan keterkaitan antara iman, ibadah dan kehidupan yang berbuah.

1. Rintangan Saling Memperhatikan

Saling memperhatikan dalam kasih merupakan sesuatu yang terbilang langka pada zaman ini. Kalaupun ada, ia lebih merupakan ‘pertukaran kepentingan’. Saya menjaga kepentingan Anda, sejauh Anda menjaga kepentingan saya. Saya akan datang ke pesta Anda, kalau Anda datang menghadiri pesta saya. Saya akan datang mengikuti PA di rumah Anda, kalau Anda hadir ketika PA diadakan di rumah saya. Di sini, persahabatan dibelokkan sebagai alat pemenuhan pementingan diri. Bahkan, agama pun bisa saja diperlakukan sebagai alat pemenuhan kepentingan.

Di samping membawa berbagai hal yang baik, salah satu sisi kelam dari era globalisasi ini ialah kecenderungan manusia yang kian dicengkeram individualisme (karena itu menjadi kurang dalam saling memperhatikan) dan materialisme (sehingga yang dipuja adalah Mamon hingga mengorbankan orang lain).

Kehidupan yang serba individualisme dan materialisme sangat mudah membuat orang merasa kuatir dan cemas, yang dapat menekan kehidupan. Bahkan, yang lebih buruk, akan mengakibatkan berbagai penderitaan fisik. Sebab, pikiran dan suasana hati menyalurkan kecemasannya kepada tubuh. Banyak ahli yang berkesimpulan bahwa gangguan fisik seperti pusing kepala, gangguan saluran pernafasan, sakit perut, tekanan darah tinggi, sakit jantung dan sebagainya diakibatkan oleh tekanan terhadap rasa dan emosi.

Masih dalam hubungan itu, ambisi, menyimpan amarah, dengki, rasa benci, takut, kecewa menimbulkan stress (ketegangan) pada tubuh. Stress seperti itu dapat menyebabkan pernafasan dan detak jantung kita menjadi tidak normal. Kalau pasokan oksigen berkurang dalam tubuh, maka aliran darah juga akan terganggu. Dengan demikian, stress dapat menciptakan ketidakseimbangan kimia yang mengakibatkan kesalahan fungsi kelenjar dan organ-organ lain. Tubuh menjadi tidak mampu memberi perlawanan terhadap kuman-kuman yang biasanya dapat dikendalikan. Selanjutnya akan menimbulkan berbagai gangguan fisik.

Gangguan-gangguan semacam itu semakin membuat perhatian seseorang tertuju dan terpusat pada diri sendiri, cenderung lebih memikirkan keadaan diri sendiri dan amat kurang memberi perhatian terhadap sesama. Untuk itu perlu kita cermati berbagai gangguan kepribadian yang menghambat terciptanya kehidupan yang saling memperhatikan.

- Orang yang terlalu memikirkan diri sendiri kurang memiliki kesempatan memikirkan orang lain.

- Orang yang terlalu memperhatikan diri sendiri tidak mempunyai kesempatan memperhatikan orang lain
- Orang yang mengutamakan kenikmatan diri, akan cenderung merampas hak dan kebahagiaan orang lain.

2. Kasih Yang Melintas Batas

Bagi kita, ‘hukum yang terutama’ yang diamanatkan oleh Yesus, bukanlah sesuatu yang asing. Pengajaran dan kehidupan Yesus berpusat pada kasih. Yesus berkata, “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat. 22:39). Tidak disebut ‘kasihilah sesamamu segereja atau sesamamu sekeluarga’. Untuk lebih memperjelas ini kita dapat menghubungkannya dengan perumpamaan Yesus tentang orang Samaria yang baik hati. Pada waktu itu, bagi orang Israel, orang Samaria adalah kafir dan dianggap sebagai musuh. Tetapi, dalam perumpamaan itu, justru orang seperti itulah yang mendapat pujian dari Yesus karena dialah yang melakukan kasih. Imam dan orang Lewi yang lewat itu adalah orang-orang yang mengetahui tentang kasih tetapi tidak mempraktekkan kasih.

Rasul Paulus pun dengan sangat jelas memaparkan ‘apa itu kasih’ (1 Kor 13) dan ‘bagaimana mengasihi’ (Rm 12). Kasih merupakan yang inti dalam kehidupan kristiani. Bahkan, pengorbanan sekalipun jika tanpa kasih, ia tidak punya makna apa-apa.

Dewasa ini, kasih cenderung diamputasi dan menjadi sekadar ‘kasih jarak pendek’ (bahkan ‘jarak pendek’ ini pun sudah semakin lebih pendek lagi). Sejarah perjalanan dunia ini sudah membuktikan hal itu. Banyak orang yang mengasihi dan peduli pada anak-anaknya tetapi sangat kejam terhadap anak-anak orang lain. Hal itu juga terjadi misalnya dalam lingkungan industri atau di lingkungan perburuhan dimana para buruh dibebani dengan begitu banyak tanggung jawab tetapi hanya sedikit hak.

Selanjutnya, kita terpanggil untuk dengan tulus menghormati perbedaan, khususnya dalam kehidupan kita di Indonesia yang sangat beragam latar belakang etnis, budaya, partai politik, dan agama. Kita sudah mengalami sejarah hitam pekat, dimana ribuan orang terlah korban nyawa atas nama agama seperti kasus Ambon dan di berbagai tempat lain. Kasih seharusnya menjangkau semua dan setiap orang. Apalah artinya agama kalau bukan untuk kehidupan yang damai dan bermakna? Alkitab bersaksi, bukan manusia untuk Sabat, melainkan Sabat untuk manusia. Sejalan dengan itu, bukan manusia untuk agama melainkan agama untuk manusia.

3. ‘Baik’ Tetapi Belum Cukup

Iman merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan baik. “Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong” (Yak. 2:20; bnd. Ay. 18). Itu sebabnya seluruh kehidupan adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, Jadi, ‘pekerjaan baik’ yang dimaksudkan adalah berdasar dan mengakar pada pekerjaan Tuhan sendiri.

Bagi orang Kristen, menghindari perbuatan tercela dan jahat adalah baik, namun belum cukup. Gandhi, misalnya, mengajarkan ahimsa yaitu menolak keinginan untuk membunuh, tidak membahayakan orang, tidak menyakiti hati sesama, tidak membenci, tidak membuat marah, tidak mencari keuntungan diri sendiri dengan memperalat dan mengorbankan orang lain. (Semuanya ini, menurut Gandhi, berakar pada egoisme manusia).

Sambil menghindari perbuatan buruk, orang percaya juga sekaligus terpanggil untuk aktif berbuat kebaikan demi terwujudnya damai sejahtera, antara lain:

· Tidak membunuh sekaligus mencintai dan membangun kehidupan bersama
· Tidak membenci sekaligus mengasihi dan membawa damai bagi semua dan setiap orang
· Tidak membahayakan orang, sekaligus memberikan pertolongan yang terbaik bagi sesama, terutama mereka yang terabaikan, tertindas dan tersingkir.
· Tidak menyakiti hati orang lain sekaligus berusaha membuat orang bersukacita
· Tidak membuat orang marah sekaligus menghormati dan membuat orang tersenyum bahagia
· Tidak mencari keuntungan diri sendiri sekaligus memberi kesempatan kepada orang untuk mendapat keuntungan yang baik.

Berkaitan dengan itu, berikut ini dapat disebut beberapa hal yang lebih konkret:

(1) Pekerjaan atau profesi seseorang mestinya bukanlah hanya sekadar ‘mata pencaharian’ tetapi merupakan bagian dari pelayanan dan kesaksian. Sekadar catatan, dewasa ini berkembang sebuah pameo yang mengatakan bahwa untuk mendapat penghasilan yang haram saja sudah sangat sulit, apalagi mencari yang halal. Umat beriman terpanggil menjadi garam dan terang, tidak larut dalam kecenderungan dunia.
(2) Perkumpulan atau kelompok dalam jemaat, seperti kumpulan PA sektor atau lingkungan misalnya, dapat berperan sebagai kelompok aksi nyata bersama di samping mengadakan PA. Kelompok ini dapat mengemban tugas panggilan gereja sebagai jemaat misioner melalui program-program tertentu seperti pendampingan anak, pemberdayaan ekonomi, advokasi, proyek pelestarian lingkungan dan sebagainya. Untuk itu program-program dalam aras jemaat perlu dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik.
(3) Gereja, sebagai pribadi, kelompok dan lembaga terpanggil untuk memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap masalah-masalah yang cenderung menghancurkan kehidupan. Gereja terpanggil mengatasi segala bentuk kekerasan terhadap manusia dan ciptaan Tuhan. Sebab, dunia dan segala yang diam di dalamnya adalah milik Tuhan (Mzm 24:1).

Penutup

Anthoni de Mello dengan amat tepat mengatakan bahwa ‘hidup itu sebenarnya sederhana dan mudah, serta penuh dengan kegembiraan. Hidup terasa sulit jika hanya dikuasai oleh ilusi, ambisi dan keserakahan. Karenanya, hidup menjadi kaya makna dan menjadi berkat ketika dijalani bersama dengan Tuhan, Sang Pengasih yang sempurna itu.


ShoutMix chat widget