REFLEKSI MINGGU KE-35
01 SEPTEMBER 2009
Apa yang paling kita ingat dari cerita tentang Zakheus? Banyak orang yang terutama mengingat postur tubuhnya yang pendek. Bahkan, ada yang memberi nama ejekan kepada orang-orang pendek dengan nama Zakheus. Padahal, Yesus sama sekali tidak berbicara tentang ukuran tubuh Zakhesus. Yesus juga tidak mengunjungi Zakheus ke rumahnya dalam rangka menambah tinggi badannya.
Sedikitnya ada dua hambatan bagi Zakheus untuk dapat melihat Yesus. Pertama, hambatan fisik, yaitu karena ia pendek. Jadi, nampaknya karena itulah mengapa ukuran tinggi badannya disebut dalam nats Alkitab ini. Kedua, hambatan sosial. Zakheus dibenci banyak orang. Ia bisa saja tidak diberi kesempatan oleh khalayak ramai untuk mendekati Yesus. Memang Zakheus pendek orangnya; tetapi tebal dompetnya; (Ada pula yang tinggi besar orangnya, tetapi tipis dompetnya).
1. Zakheus ingin melihat Yesus. Lebih dari itu, Yesus menerimanya dan masuk ke rumahnya.
Hasrat hati Zakheus hanya mau melihat Yesus. Tetapi Yesus malah mau mengunjunginya ke rumahnya. Yang jelas, ada kerinduan Zakheus untuk bertemu dengan Yesus. Mengapa Yesus ke rumah Zakaheus? Yesus lebih mengetahui cara yang tepat untuk memenangkannya, untuk menyelamatkannya, untuk mengubah hatinya.
Zakheus menyambut Yesus dengan sukacita. Apa yang tadinya samar, sekarang ia bertemu muka dengan Yesus. Ia mendapat lebih daripada yang dia harapkan.
Hal ini mengingatkan kita bahwa Yesus memberi lebih dari yang diharapkan oleh manusia.
2. Orang banyak membenci Zakheus. Yesus membenci dosa tetapi mengasihi Zakheus.
Di sini Yesus menyatakan kasihNya. Tetapi orang banyak justru bersungut-sungut. Mereka tidak menyadari bahwa jika Yesus tidak menemui Zakheus, ia tidak akan pernah berubah. Dikatakan dalam ayat 10: “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. Jika Yesus mengikuti pendapat orang banyak, Zakheus tidak akan pernah bertobat.
Lagi pula kehadiran Yesus di rumah Zakheus pada akhirnya adalah demi kebaikan orang banyak itu, karena mungkin saja dari antara mereka atau saudara mereka yang akan mendapat pemberian Zakheus yang dijanjikannya itu.
Yesus lebih peduli pada diri kita daripada dosa-dosa kita. Mengubah orang, tidak dengan membencinya tetapi mengasihinya.
3. Kasih dan penerimaan Yesus mengubah kehidupan dan perbuatan Zakheus.
Dengan hubungan yang baru dengan Allah, Zakheus melakukan dua hal: (1) setengah hartanya diberikan ke orang miskin. Biasanya, waktu itu memberi 20% dianggap sebagai orang yang sangat baik. Zakheus lebih dari stadandard rata-rata masyarakat pada zamannya. (2) sekiranya ada yang ia peras dari seseorang akan dikembalikan empat kali lipat. Kini, kasihnya kepada Allah dinyatakan dengan kasihnya kepada orang lain. Ia berubah dari semangat mengumpul ke memberi. Zakheus menunjukkan bagaimana harus merespon kepada Injil. Keterbukaan hatinya kepada Tuhan, membukan tangannya kepada orang yang berkekurangan.
Tuhan Yesus menerima kita apa adanya dan mengampuni dosa kita. Kiranya kasih-Nya mendorong kita untuk berbuat yang terbaik dalam hidup ini kepada Tuhan dan sesama manusia.
Apa yang kita harapkan dari Yesus dan orang lain ketika kita berada dalam keadaan seperti Zakheus?
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.