03 AGUSTUS 2009
Air minum kemasan kian deras mengalir ke mana-mana. Bukan saja di kota-kota besar, tetapi juga sudah menjangkau kota kecil hingga desa terpencil. Di Belgia maupun Balige, di Cililitan maupun Parlilitan air kemasan mengalir tanpa rintangan. Dalam skala global industri air kemasan tergolong lahan super-subur. Sepanjang 2008 Singapore, misalnya, mengimpor 135.000 ton air kemasan. Termasuk di dalamnya produk Indonesia. Padahal, National Water Agency PUB Singapura menjamin kualitas air minum yang mengalir di kran rumah-rumah penduduk sangat baik.
Mengapa orang membeli air kemasan? Kelihatannya sedikitnya ada empat alasan. Satu, praktis. Mudah di dapat dan bisa langsung memuaskan rasa dahaga. Dua, anggapan higienis. Pemahaman umum bahwa air kemasan lebih bersih dibandingkan dengan air biasa. Tiga, harga relatif murah dan mudah terjangkau. Ia tersedia di keramaian kota-kota di Indonesia seperti terminal bus dan lain-lain. Para pedagang di Singapur terbilang amat lihai mempengaruhi konsumer. Pusat-pusat perbelanjaan sering menawarkan harga khusus air kemasan merek tertentu dengan harga $1 untuk 3 botol (lebih murah dari Indonesia). Harga sebotol air kemasan tidak terlalu terasa bagi jutaan pembeli, tetapi menjadi lahan basah bagi pihak produsen. Empat, kebanyakan orang tidak tahu dampak buruk plastik kemasannya terhadap kesehatan dan kerusakan lingkungan berkaitan dengan memproduksi dan mendistribusikan air kemasan. Berbagai hasil penelitian telah menyimpulkan bahwa dalam kondisi tertentu (seperti dalam keadaan panas) bahan kimia plastik kemasan air minum mencemari air tersebut yang dapat menimbulkan kanker.
.
.
Efek negatif air kemasan terhadap lingkungan hidup di antaranya disebabkan penggunaan minyak bumi dalam memproduksinya. Di Amerika saja 1,5 juta barrel minyak dihabiskan untuk memproduksi ‘botol’ yang digunakan untuk insdustri air kemasan –sama dengan jumlah minyak untuk menjalankan 100.000 mobil selama setahun di sana. Itu berarti bahwa untuk memproduksi botol-botol air kemasan sama dengan menambah karbondioksida yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global. Itu baru Amerika. Bagaimana dengan total global? Pasti angka yang sangat fantastis. Belum lagi botol-botol bekas air minum kemasan yang berserakan di seluruh dunia yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup.
.Mengacu pada dampak negatif air kemasan dalam kehidupan dan kelestarian alam, maka penduduk kota kecil Bundanoon (Australia) melarang bottled water (air minum kemasan) merupakan sebuah langkah bijak dan bajik. Mereka merupakan yang pertama di dunia melarang peredaran air kemasan. Semoga negara-negara atau kota-kota lain mengikutinya. Tapi sekiranya kota-kota di mana kita tinggal tidak pernah melarangnya, kita dapat melarang diri sendiri. Jika kita semua tidak membeli air minum kemasan, para produsen hanya akan memproduksi untuk kalangaan mereka sendiri. Dan itu tidak akan berpengaruh banyak memperparah pemasan global..
.Slogan “Think globally, drink locally” dapat kita jadikan motto keseharian berkaitan dengan air minum. Bagi kita yang keseharian beraktivitas di luar rumah kita dapat menyediakan air minum dalam wadah non-platik. Ini adalah salah satu bagian dari ibadah kita kepada Tuhan: merawat diri kita dan merawat ciptaanNya agar tidak kiamat sebelum waktuNya.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.