Bagaimana mungkin kita memberi nasihat kepada seseorang untuk mengencangkan ikat pingang, ikat pinggang saja dia tidak punya?
Pimpinan Bank Dunia, Robert Zoellick, baru saja menyatakan bahwa 6 bulan ke depan merupakan ujian berat bagi perekenomian global. Ada apa lagi ini? Yang sedang terjadi sekarang pun sudah terasa dampaknya hampir di semua lini. Begitu banyak yang sudah mengalami PHK dan lebih banyak lagi yang dirundung kekuatiran menunggu kepastian PHK atau tidak.
.
Seperti disebutkan sebelumnya (baca “Menyikapi Krisis Ekonomi”) dalam blog ini, saya sendiri sama sekali tidak tahu seluk-beluk perekonomian. Yang saya tahu adalah keluhan bahkan jeritan banyak kalangan akhir-akhir ini. Dan, yang paling penting, Anda dan saya tahu bahwa kita tidak tahu apa yang terjadi pada masa mendatang tetapi kita tahu siapa yang memegang masa depan, yaitu Tuhan kita. Seseorang pernah mengatakannya dengan indah begini: I do not know what the future holds but I know who holds the future. Ya, iman kita bahwa Tuhan memegang masa kini dan dan masa depan, menolong kita untuk menyikapi keadaan ini dengan jernih dan melakukan usaha-usaha yang bisa kita lakukan, seperti:
- menghemat tanpa harus pelit;
- orientasi kebutuhan bukan dikendalikan oleh keinginan;
- menjaga emosi agar tetap sehat dengan tidak gampang tersinggung dan tersulut amarah yang hanya akan memperkeruh suasana;
- memberi perhatiaan pada yang ada bukan pada yang tiada dan yang mungkin tidak akan ada;
- lebih banyak bersyukur dan berdoa disertai usaha 'halal'. Tidak ada pembenaran kejahatan, penipuan dan pencurian dalam situasi sulit sekalipun. Di Jakarta saya pernah mendengar seseorang mengatakan, "Hidup ini sangat sulit, untuk mendapat yang tidak halal saja sulit apalagi yang halal". Kata-kata seperti ini amat tipis jaraknya untuk membenarkan pendapatan yang haram.
Dalam menjalani hidup ini marilah kita resapkan dalam hati kita kata-kata bernas dari Santa Theresa dari Avila berikut ini:
Jangan biarkan sesuatu pun mengganggumu
Jangan ada sesuatu yang membuatmu takut,
Biarlah semuanya berlalu begitu saja,
Karena Allah tak pernah berubah.
Ketabahan menghasilkan banyak hal.
Barangsiapa yang tidak mempunyai sesuatu dan ia mempunyai Tuhan,
Ia mempunyai harapan.
Allah sendirilah yang akan mencukupi semuanya.
.
Kata-kata ini sama sekali tidak membenarkan 'kesabaran pasif', yang hanya menunggu dengan berpangku tangan. Ia menekankan penyerahan diri secara total kepada Allah dalam menjalani hidup ini. Di samping itu, kita perlu jeli melihat keadaan dan tugas panggilan kita. Mungkin saja kita saat ini diutus oleh Tuhan menjadi alat di tangan-Nya untuk mencukupkan saudar-saudara kira yang lebih menderita. Bukan terutama dengan nasihat untuk mengencangkan ikat pinggang. Sebab, bagaimana mungkin kita memberi nasihat kepada seseorang untuk mengencangkan ikat pingang, ikat pinggang saja dia tidak punya?
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.