RENUNGAN MINGGU KE-6
06-12 Pebruari 2011
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
(Kejadian 1:27-28)
Secara singkat, ada empat hal yang dapat kita renungkan tentang penciptaan kita berdasarkan firman Tuhan ini:
Pertama, kita tidak ikut merencanakan penciptaan kita. Tetapi, Allah menciptakan dan menempatkan kita di dunia ini pastilah dengan suatu tujuan yang baik sesuai dengan kehendak-Nya. Karenanya, kita tidak mungkin menciptakan sendiri tujuan hidup kita. Kita menerimanya dari Tuhan. Tujuan hidup dimaksud tidak terlepas dari keberadaan kita sebagai gambar Allah, yang intinya adalah kualitas keilahian yang Tuhan anugerahkan kepada kita seperti kemampuan berpikir, memiliki hikmat, merasa, bersukacita, mengasihi dan sebagainya.
Kedua, pernahkan kita merenungkan betapa rancangan Allah, Sang Arsitek Agung itu, begitu mengagumkan yang menciptakan bagian-bagian tubuh kita ini sedemikian rupa? Banyak pelajaran yang berharga dari bagian tubuh kita ini. Mengapa dua telinga dan satu mulut? Mendengar lebih banyak dari bicara. Mengapa perut di bawah otak dan hati? Ini salah satu yang membedakan manusia dengan binatang peliharaan yang otak dan perutnya sejajar. Bagi manusia berlaku prinsip “makan untuk kehidupan bukan hidup hanya untuk makan”.
Ketiga, keberadaan dan hubungan laki-laki dan perempuan mesti dilihat dari persamaan dan perbedaannya sebagaimana Tuhan menghendakinya, antara lain:
(1) Laki-laki dan perempuan adalah sama-sama ciptaan Allah. Hal ini juga mau menegaskan bahwa keberadaan laki-laki dan perempuan harus dilihat dari segi ‘kepemilikan’ Allah atas laki-laki dan perempuan. Perempuan dan laki-laki memang berbeda tetapi keduanya adalah sederajat (Kej 1). Kodrat perempuan (yang sampai hari ini belum berubah) mengandung, melahirkan dan menyusui anak, tidak dapat digunakan sebagai pembenaran menempatkan perempuan lebih rendah dari laki-laki.
(2) Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama mewarisi ‘gambar Allah. Sebagai sesama gambar Allah, laki-laki dan perempuan mewarisi sifat-sifat Allah yang mampu mengasihi, berbuat baik, bertanggung jawab dan sebagainya.
Keempat, keberadaan manusia sebagai gambar Allah bukanlah terutama ‘hak istimewa’ tetapi ‘tanggung jawab istimewa’, yang di antaranya adalah memeliharan dan merawat ciptaan Allah.
Kita seharusnya mensyukuri kelahiran dan kehadiran kita di dunia ini. Pekerjaan Tuhan tidak berhenti sesudah kita alahir, tetapi pemeliharaan-Nya terus berlangsung kepada kita hingga hari ini sampai ke masa yang akan datang.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.