Pernahkan Anda disalahmenegerti? Jika ya, Anda adalah manusia 'normal'. Anda sebenarnya bermaksud 'ini' tetapi orang lain menangkapnya 'itu'. Keadaan bisa bertambah rumit ketika seseorang itu langsung bereaksi berdasarkan kesimpulannya yang keliru. Keadaan semakin rumit lagi ketika Anda berusaha mengklarifikasi tetapi malah semakin membawa Anda mendekati frustrasi.
Bagaimana rasanya disalahmengerti? Tergantung pada keadaan dan karakter kita. Yang jelas, disalahmengerti bukanlah perasaan yang menyenangkan. Kesalahpengertian bisa menguras tenaga, mengganggu tidur dan menghambat kreativitas, hingga memicu perselisihan. Karena itu, kita perlu mengetahui penyebabnya dan berusaha mengindarinya.
Penyebab
Di antara sekian kemungkinan penyebab kesalahpengertian, di sini dapat disebut tiga penyebab. Pertama, kesalahan pada si komunikator (pemberi pesan). Si komunikator salah mengirim ‘sinyal’. Niat hatinya baik, tetapi penyampaiannya kurang tepat. Si pemberi pesan mungkin tidak sepenuhnya memeperhatikan suasana dan cara penyampaian pesan.
Kedua, kesalahan si penerima pesan. Si penerima pesan menafsirkan pesan terutama berdasarkan suasana hatinya. Ia tidak berusaha memahami isi pesan berdasarkan sudut pandang si komunikator. Misalnya, ada orang yang menulis SMS atau email sangat singkat. Ada pula yang menuliskannya agak panjang disertai ungkapan salam, apresiasi, dan pesan yang lebih rinci. Bisa saja yang terbiasa dengan cara yang terakhir ini menganggap orang yang menulis SMS dan email yang singkat sebagai sesuatu yang kurang sopan. Padahal, si pengirim SMS dan email hanyalah mempertimbanagkan efisiensi waktu.
Ketiga, masalah media atau pembawa pesan. Informasi mengalami distorsi atau gangguan pada media atau pembawa pesan. Bayangkan Anda berada dalam kelompok beranggotakan duabelas orang. Bisikkan satu kalimat kepada satu orang dan ia membisikkannya kepada yang lain. Demikian seterusnya hingga pesan itu sampai kepada orang yang terakhir. Lihatlah hasilnya: orang yang ke-12 yang mendengar pesan itu bisa saja sudah mengatakan yang amat berbeda dari kalimat pertama atau aslinya. Pada awalnya kalimat yang disampaikan adalah: Saya dan istri saya pergi mengunjungi keluarga yang bertengkar. Di ujung sana, orang yang ke-12 menangkap pesan: Saya dan istri bertengkar, ia pergi ke keluarganya. Sekiranya diteruskan, maka orang yang kelimapuluh akan menangkap pesan "Keluarga istri saya yang bikin gara-gara sehingga saya dan istri selalu bertengkar."
Menyikapi salah pengertian
Yang paling penting adalah: periksa hubungan Anda. Jika hubungan Anda baik, tentu akan lebih mudah menjernihkannya. Anda tidak punya kendala untuk menemuinya dan tidak ada beban apa-apa untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Dengan santai Anda dapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Saling pengertian amat mudah tercipta dalam keadaan seperti ini.
Berbeda dengan keadaan di mana hubungan Anda dengan seseorang itu kurang baik. Dalam keadaan seperti ini, biasanya penjelasan lebih lanjut tidak akan menolong banyak, malah bisa mengeruhkan suasana. Yang penting dalam situasi seperti ini bukan terutama klarifikasi isi pesan, tetapi mengusahakan rekonsiliasi. Hanya ketika hubungan Anda dengan yang salah mengerti terhadap Anda lebih baik, klarifikasi informasi dapat bermanfaat. Dalam keadaan seperti ini, ketika Anda disalahmengerti tenangkan diri Anda. Jangan terburu-buru balik bereaksi. Usahakanlah rekonsiliasi dengan mengambil prakarsa memulainya.
Di dalam semuanya itu, kita perlu senantiasa memohon pimpinan Tuhan dalam menyampaikan sesuatu agar terhindar dari kesalahan memberi pesan dan memohon pimpinan Tuhan bagimana bersikap bijaksana menyelesaikan masalah kesalahpengertian. Tuhan Yesus pun disalahmengerti banyak dari dulu hingga hari ini, tetapi Ia mengasihi semua dan setiap orang --termasuk yang salah mengerti akan Dia.
Bagaimana rasanya disalahmengerti? Tergantung pada keadaan dan karakter kita. Yang jelas, disalahmengerti bukanlah perasaan yang menyenangkan. Kesalahpengertian bisa menguras tenaga, mengganggu tidur dan menghambat kreativitas, hingga memicu perselisihan. Karena itu, kita perlu mengetahui penyebabnya dan berusaha mengindarinya.
Penyebab
Di antara sekian kemungkinan penyebab kesalahpengertian, di sini dapat disebut tiga penyebab. Pertama, kesalahan pada si komunikator (pemberi pesan). Si komunikator salah mengirim ‘sinyal’. Niat hatinya baik, tetapi penyampaiannya kurang tepat. Si pemberi pesan mungkin tidak sepenuhnya memeperhatikan suasana dan cara penyampaian pesan.
Kedua, kesalahan si penerima pesan. Si penerima pesan menafsirkan pesan terutama berdasarkan suasana hatinya. Ia tidak berusaha memahami isi pesan berdasarkan sudut pandang si komunikator. Misalnya, ada orang yang menulis SMS atau email sangat singkat. Ada pula yang menuliskannya agak panjang disertai ungkapan salam, apresiasi, dan pesan yang lebih rinci. Bisa saja yang terbiasa dengan cara yang terakhir ini menganggap orang yang menulis SMS dan email yang singkat sebagai sesuatu yang kurang sopan. Padahal, si pengirim SMS dan email hanyalah mempertimbanagkan efisiensi waktu.
Ketiga, masalah media atau pembawa pesan. Informasi mengalami distorsi atau gangguan pada media atau pembawa pesan. Bayangkan Anda berada dalam kelompok beranggotakan duabelas orang. Bisikkan satu kalimat kepada satu orang dan ia membisikkannya kepada yang lain. Demikian seterusnya hingga pesan itu sampai kepada orang yang terakhir. Lihatlah hasilnya: orang yang ke-12 yang mendengar pesan itu bisa saja sudah mengatakan yang amat berbeda dari kalimat pertama atau aslinya. Pada awalnya kalimat yang disampaikan adalah: Saya dan istri saya pergi mengunjungi keluarga yang bertengkar. Di ujung sana, orang yang ke-12 menangkap pesan: Saya dan istri bertengkar, ia pergi ke keluarganya. Sekiranya diteruskan, maka orang yang kelimapuluh akan menangkap pesan "Keluarga istri saya yang bikin gara-gara sehingga saya dan istri selalu bertengkar."
Menyikapi salah pengertian
Yang paling penting adalah: periksa hubungan Anda. Jika hubungan Anda baik, tentu akan lebih mudah menjernihkannya. Anda tidak punya kendala untuk menemuinya dan tidak ada beban apa-apa untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Dengan santai Anda dapat mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Saling pengertian amat mudah tercipta dalam keadaan seperti ini.
Berbeda dengan keadaan di mana hubungan Anda dengan seseorang itu kurang baik. Dalam keadaan seperti ini, biasanya penjelasan lebih lanjut tidak akan menolong banyak, malah bisa mengeruhkan suasana. Yang penting dalam situasi seperti ini bukan terutama klarifikasi isi pesan, tetapi mengusahakan rekonsiliasi. Hanya ketika hubungan Anda dengan yang salah mengerti terhadap Anda lebih baik, klarifikasi informasi dapat bermanfaat. Dalam keadaan seperti ini, ketika Anda disalahmengerti tenangkan diri Anda. Jangan terburu-buru balik bereaksi. Usahakanlah rekonsiliasi dengan mengambil prakarsa memulainya.
Di dalam semuanya itu, kita perlu senantiasa memohon pimpinan Tuhan dalam menyampaikan sesuatu agar terhindar dari kesalahan memberi pesan dan memohon pimpinan Tuhan bagimana bersikap bijaksana menyelesaikan masalah kesalahpengertian. Tuhan Yesus pun disalahmengerti banyak dari dulu hingga hari ini, tetapi Ia mengasihi semua dan setiap orang --termasuk yang salah mengerti akan Dia.
No comments:
Post a Comment
Kami sangat menghargai komentar Anda yang membangun.